ASUHAN KEPERAWATAN SARKOMA KAPOSI
A.
PENGERTIAN
Sarkoma Kaposi adalah kanker
yang berasal dari pembuluh darah, biasanya pada kulit.
Sarkoma Kaposi adalah tumor
yang disebabkan oleh virus human herpesvirus 8 (HHV8).
Sarkoma Kaposi pertama kali
dideskripsikan oleh Moritz Kaposi, seorang ahli ilmu penyakit kulit Hongaria di
Universitas Wina tahun 1872. Sarkoma Kaposi secara luas diketahui sebagai salah
satu penyakit yang muncul akibat dari AIDS pada tahun 1980-an.
B.
ANATOMI & FISIOLOGI
1.
KULIT
Kulit merupakan pelindung
tubuh beragam luas dan tebalnya. Luas kulit orang dewasa adalah satu setengah
sampai dua meter persegi. Tebalnya antara 1,5 – 5 mm, bergantung pada letak
kulit, umur, jenis kelamin, suhu, dan keadaan gizi. Kulit paling tipis pada
kelopak mata, penis, labium minor dan bagian medial lengan atas, sedangkan
kulit tebal terdapat di telapak tangan dan kaki, punggung, bahu, dan bokong.
Bagian-bagian Kulit Manusia
Kulit terbagi
atas tiga lapisan
pokok, yaitu epidermis,
dermis atau korium,
dan jaringan subkutan
atau subkutis.
Epidermis
Epidermis tersusun atas lapisan tanduk lapisan
korneum dan lapisan Malpighi. Lapisan korneum merupakan lapisan kulit mati, yang dapat mengelupas dan
digantikan oleh sel-sel baru. Lapisan Malpighi terdiri atas lapisan spinosum
dan lapisan germinativum. Lapisan spinosum berfungsi menahan gesekan dari luar.
Lapisan germinativum mengandung sel-sel yang aktif membelah diri, mengantikan
lapisan sel-sel pada lapisan korneum.Lapisan Malphighi mengandung pigmen
melanin yang memberi warna pada kulit.
Bagian dari Epidermis:
- Lapisan
tanduk atau stratum korneum yaitu lapisan kulit yang paling luar yang
terdiri dari beberapa lapis sel gepeng yang mati, tidak berinti dan
protoplasmanya telah berubah menjadi keratin (zat tanduk).
- Stratum
Lusidum yaitu lapisan sel gepeng tanpa inti dengan protoplasma berubah
menjadi eleidin (protein). Tampak jelas pada telapak tangan dan kaki.
- Lapisan
granular atau stratum granulosum yaitu 2 atau 3 lapisan sel gepeng dengan
sitoplasma berbutir kasar dan terdapat inti di antaranya. Mukosa biasanya
tidak memiliki lapisan ini. Tampak jelas pada telapak tangan dan kaki.
- Lapisan
malpighi atau stratum spinosum. Nama lainnya adalah pickle cell
layer (lapisan akanta). Terdiri dari beberapa lapis sel berbentuk
poligonal dengan besar berbeda-beda karena adanya proses mitosis.
Protoplasma jernih karena mengandung banyak glikogen dan inti terletak
ditengah-tengah. Makin dekat letaknya ke permukaan bentuk sel semakin
gepeng. Diantara sel terdapat jembatan antar sel (intercellular bridges)
terdiri dari protoplasma dan tonofibril atau keratin. Penebalan antar
jembatan membentuk penebalan bulat kecil disebut nodus bizzozero. Diantara
sel juga terdapat sel langerhans.
- Lapisan basal atau stratum germinativium. Terdiri
dari sel berbentuk kubus tersusun vertikal pada perbatasan
dermo-epidermal, berbaris seperti pagar (palisade),mengadakan mitosis dari
berbagai fungsi reproduktif.
Dermis
Dermis atau korium merupakan lapisan bawah epidermis dan diatas jaringan
subkutan. Dermis terdiri dari jaringan
ikat yang dilapisan
atas terjalin rapat
(pars papillaris), sedangkan
dibagian bawah terjalin
lebih lebih longgar (pars
reticularis). Lapisan pars
retucularis mengandung pembuluh
darah, saraf, rambut, kelenjar keringat dan kelenjar
sebaseus.
Jaringan
Subkutan (Subkutis atau Hipodermis)
Jaringan subkutan merupakan lapisan yang langsung dibawah dermis. Batas
antara jaringan subkutan dan dermis
tidak tegas. Sel-sel
yang tyerbanyak adalah
liposit yang menghasilkan
banyak lemak. Jaringan subkutan mengandung
saraf, pembuluh darah
dan limfe, kandungan
rambut dan di
lapisan atas jaringan subkutan terdapat
kelenjar keringan. Fungsi
dari jaringan subkutan
adalah penyekat panas,
bantalan terhadap trauma dan tempat penumpukan energi.
FISIOLOGI
KULIT
Kulit mempunyai
berbagai fungsi yaitu sebagai berikut :
- Pelindung atau proteksi
Epidermis terutama lapisan tanduk berguna untuk menutupi jaringan-
jaringan tubuh di sebelah dalam dan melindungi tubuh dari pengaruh- pengaruh
luar seperti luka dan serangan kuman. Lapisan paling luar dari kulit ari
diselubungi dengan lapisan tipis lemak, yang menjadikan kulit tahan air. Kulit
dapat menahan suhu tubuh, menahan luka-luka kecil, mencegah
zat kimia dan
bakteri masuk ke
dalam tubuh serta menghalau rangsang-rangsang fisik
seperti sinar ultraviolet
dari matahari.
- Penerima rangsang
Kulit sangat peka
terhadap berbagai rangsang
sensorik yang berhubungan dengan
sakit, suhu panas atau dingin, tekanan, rabaan, dan getaran. Kulit sebagai alat perasa dirasakan melalui ujung-ujung saraf
sensasi
- Pengatur panas atau thermoregulasi
Kulit mengatur suhu
tubuh melalui dilatasi
dan konstruksi pembuluh kapiler serta
melalui respirasi yang
keduanya dipengaruhi saraf otonom. Tubuh yang sehat memiliki suhu
tetap kira-kira 98,6 derajat Farenheit
atau sekitar 36,50C.
Ketika terjadi perubahan
pada suhu luar, darah
dan kelenjar keringat
kulit mengadakan penyesuaian seperlunya dalam fungsinya
masing-masing. Pengatur panas adalah salah
satu fungsi kulit
sebagai organ antara
tubuh dan lingkungan. Panas akan hilang dengan
penguapan keringat.
- Pengeluaran (ekskresi)
Kulit mengeluarkan zat-zat tertentu yaitu keringat dari kelenjar-kelenjar
keringat yang dikeluarkan melalui pori-pori keringat dengan membawa garam,
yodium dan zat kimia lainnya. Air yang dikeluarkan melalui kulit tidak saja
disalurkan melalui keringat tetapi juga melalui penguapan air transepidermis
sebagai pembentukan keringat yang tidak disadari.
- Penyimpanan.
Kulit dapat
menyimpan lemak di dalam kelenjar lemak.
- Penyerapan terbatas
Kulit dapat menyerap
zat-zat tertentu, terutama
zat-zat yang larut dalam
lemak dapat diserap
ke dalam kulit.
Hormon yang terdapat pada krim muka dapat masuk melalui
kulit dan mempengaruhi lapisan kulit
pada tingkatan yang
sangat tipis. Penyerapan
terjadi melalui muara kandung
rambut dan masuk
ke dalam saluran
kelenjar palit, merembes melalui
dinding pembuluh darah ke dalam peredaran darah kemudian ke berbagai organ
tubuh lainnya.
- Penunjang penampilan
Fungsi yang terkait
dengan kecantikan yaitu
keadaan kulit yang tampak halus, putih dan bersih akan
dapat menunjang penampilan Fungsi lain dari kulit yaitu kulit dapat
mengekspresikan emosi seseorang seperti kulit memerah, pucat maupun konstraksi
otot penegak rambut.
2. SISTEM IMUN
Organ Yang Terlibat Dalam Sistem Kekebalan Tubuh
a.
Nodus Limfe
Dalam tubuh manusia ada semacam angkatan kepolisian dan organisasi intel
kepolisian yang tersebar di seluruh tubuh. Pada sistem ini terdapat juga
kantor-kantor polisi dengan polisi penjaga, yang juga dapat menyiapkan polisi
baru jika diperlukan. Sistem ini adalah sistem limfatik dan kantor-kantor
polisi adalah nodus limfa. Polisi dalam sistem ini adalah limfosit.
Sistem limfatik ini merupakan suatu keajaiban yang bekerja untuk
kemanfaatan bagi umat manusia. Sistem ini terdiri atas pembuluh limfa-tik yang
terdifusi di seluruh tubuh, nodus limfa yang terdapat di beberapa tempat
tertentu pada pembuluh limfatik, limfosit yang diproduksi oleh nodus limfa dan
berpatroli di sepanjang pembuluh limfatik, serta cairan getah bening tempat
limfosit berenang di dalamnya, yang bersirkulasi dalam pembuluh limfatik.
Cara
kerja sistem ini adalah sebagai berikut: Cairan getah bening dalam pembuluh
limfatik menyebar di seluruh tubuh dan berkontak dengan jaringan yang berada di
sekitar pembuluh limfatik kapiler. Cairan getah bening yang kembali ke pembuluh
limfatik sesaat setelah melaku-kan kontak ini membawa serta informasi mengenai
jaringan tadi. Infor-masi ini diteruskan ke nodus limfatik terdekat pada
pembuluh limfatik. Jika pada jaringan mulai merebak permusuhan, pengetahuan ini
akan diteruskan ke nodus limfa melalui cairan getah bening.
b.
Timus
Selama bertahun-tahun timus
dianggap sebagai organ vestigial atau organ yang belum berkembang sempurna dan
oleh para ilmuwan evolusionis dimanfaatkan sebagai bukti evolusi. Namun
demikian, pada tahun-tahun belakangan ini, telah terungkap bahwa organ ini
merupakan sumber dari sistem pertahanan kita.
c.
Sumsum Tulang
Sumsum tulang janin di rahim ibunya tidak sepenuhnya mampu memenuhi
fungsinya memproduksi sel-sel darah. Sumsum tulang mam-pu mengerjakan tugas ini hanya setelah lahir. Pada tahap
ini, limpa akan bermain dan memegang kendali. Merasakan bahwa tubuh
mem-butuhkan sel darah merah, trombosit, dan granulosit, maka limpa mulai
memproduksi sel-sel ini selain memproduksi limfosit yang merupakan tugas
utamanya.
d. Limpa
Unsur menakjubkan lainnya dari sistem
pertahanan kita adalah limpa. Limpa terdiri dari dua bagian: pulp merah dan
pulp putih. Limfosit yang baru dibuat di pulp putih mula-mula dipindahkan ke
pulp merah, lalu mengikuti aliran darah. Kajian saksama mengenai tugas yang
dilak-sanakan organ berwarna merah tua di bagian atas abdomen ini
menying-kapkan gambaran luar biasa. Fungsinya yang sangat sulit dan rumitlah
yang membuatnya sangat menakjubkan.
Keterampilan limpa tidak hanya
itu. Limpa menyimpan sejumlah ter-tentu sel darah (sel darah merah dan
trombosit). Kata “menyimpan” mungkin menimbulkan kesan seakan ada ruang
terpisah dalam limpa yang dapat dijadikan tempat penyimpanan. Padahal limpa
adalah organ kecil yang tak memiliki tempat untuk sebuah gudang. Dalam kasus
ini limpa mengembang supaya ada tempat tersedia untuk sel darah merah dan
trombosit. Limpa yang mengembang disebabkan oleh suatu penyakit juga
memungkinkan memiliki ruang penyimpanan yang lebih besar.
C.
EPIDEMIOLOGI
Seperti yang dideskripsikan, sarkoma kaposi klasik
adalah penyakit yang relatif lamban menyerang orang tua dari wilayah laut
Tengah, atau keturunan Eropa Timur.
Sarkoma Kaposi endemik
dideskripsikan belakangan pada orang Afrika muda, terutama dari Afrika
Sub-Sahara, sebagai penyakit yang lebih agresif dan menyerang kulit, terutama
anggota badan yang letaknya di bawah. Terdapat catatan bahwa penyakit ini tidak
berhubungan dengan infeksi HIV.
Sarkoma Kaposi yang
berhubungan dengan transplantasi telah dideskripsikan, tetapi jarang terjadi
sampai adanya penghambat kalsineurin (seperti siklosporin, yang merupakan
penghalang fungsi sel T) untuk transplantasi organ. Pada tahun 1980-an, insiden
tersebut berkembang dengan cepat.
Sarkoma Kaposi endemik dideskripsikan selama tahun
1980-an sebagai penyakit agresif pada pasien AIDS (HIV juga menyebabkan
kerusakan imunitas sel T). Penyakit ini 300 kali lebih mudah menyerang pasien
AIDS daripada pada resipien transplantasi ginjal.
Terdapat catatan bahwa HHV-8 menyebabkan berbagai
jenis Sarkoma Kaposi.
D.
PENYEBAB
Pada penderita AIDS, penyakit ini terjadi akibat
gangguan sistem kekebalan dan penelitian terakhir menyebutkan adanya kombinasi
antara gangguan sistem kekebalan dengan sejenis virus herpes 8 (HHV8).
E.
PATOFISIOLOGI
Meskipun namanya adalah Sarkoma Kaposi, namun,
Sarkoma Kaposi bukanlah sarkoma yang sebenarnya, yang merupakan tumor yang
muncul dari jaringan mesensim. Sarkoma Kaposi muncul sebagai kanker endothelium
limfatik dan membentuk jaringan vaskular yang diisi dengan sel darah,
memberikan tumor ini karakteristik kemunculan seperti-luka memar.
Lesi Sarkoma Kaposi berisi
tumor sel dengan karakteristk bentuk memanjang yang tidak normal dan disebut
sel spindle. Tumor ini sangat bersifat vaskular, berisi pembuluh darah tebal
yang tidak normal, yang membocorkan sel darah merah pada jaringan yang
mengelilinginya dan memberikan tumor warna gelapnya. Peradangan disekitar tumor
dapat menyebabkan rasa nyeri dan pembengkakan.
Walaupun Sarkoma Kaposi dapat
diduga dari kemunculan lesi dan faktor resiko pasien, diagnosis dapat hanya
dibuat oleh biopsi dan pemeriksaan mikrosokop, yang akan menunjukan kehadiran
sel spindle. Deteksi protein viral LANA pada sel mengkonfirmasi diagnosis.
F.
GEJALA
Terdapat 2 macam bentuk sarkoma Kaposi:
- Sarkoma
Kaposi Klasik adalah penyakit pada
usia lanjut, biasanya pada orang Eropa, Yahudi atau Itali. Kanker tumbuh sangat lambat dan jarang
menyebar.
- Sarkoma
Kaposi Endemik adalah penyakit pada anak-anak dan pria muda di Afrika dan
pada penderita AIDS.
Kanker tumbuh jauh lebih cepat
dan seringkali melibatkan pembuluh darah pada organ dalam.
Pada pria usia lanjut, sarkoma
Kaposi biasanya tampak sebagai bintik ungu atau coklat tua di jari kaki atau
tungkai. Kanker bisa tumbuh sampai berukuran bebarapa sentimeter atau lebih,
sebagai daerah berwarna gelap yang mendatar atau agak menonjol, yang cenderung
mengalami perdarahan dan membentuk tukak.
Kanker bisa menyebar secara perlahan ke tungkai.
Pada orang Afrika dan pada penderita AIDS, kanker
biasanya pertama kali muncul sebagai bintik pink, merah atau ungu, yang
berbentuk lonjong atau bundar.
Bintik-bintik ini bisa muncul di bagian tubuh
mana saja, tetapi seringkali tumbuh di wajah. Dalam beberapa bulan bintik-bintik lainnya
muncul di beberapa bagian tubuh, termasuk mulut, juga pada organ dalam dan
kelenjar getah bening dan bisa menyebabkan perdarahan internal.
Luka KS berupa lesi dan noda
yang berwarna-warni merah, ungu, coklat, atau hitam. Luka tersebut biasanya
ditemukan pada kulit, walau bisa juga tersebar di tempat lain terutama mulut,
gastrointestinal tract dan saluran pernafasan. Pertumbuhan dari sangat lambat
ke sangat cepat.
- Infeksi
pada Kulit
Umumnya terjadi pada wajah,
mulut dan kemaluan. Biasanya luka berbentuk seperti yang dijelaskan pada
gambaran klinis di atas, tetapi mungkin juga akan menjadi seperti plak (pada
telapak kaki), atau bahkan ikut terlibat dalam perusakan kulit dan kematian
jaringaan sel kulit. Terkait pembengkakan (edema/swelling) yang timbul, mungkin
berasal dari peradangan setempat atau lymphoedema. Lesi-lesi pada kulit
menjadikan penampilan fisik luar penderita menjadi jelek, dan menyebabkan
banyak efek yang berhubungan dengan psikososial.
- Infeksi
pada mulut
30% Lesi KS dalam mulut bisa
jadi bersamaan dengan infeksi candidiasis. Ini juga merupakan awal tanda bagi
15% pengidap HIV untuk memasuki tahap AIDS yang juga mengidap KS. Dalam mulut,
langit-langit yang keras yang paling sering terkena, kemudian diikuti pada
gusi. Lesi di mulut dapat dengan mudah rusak oleh permen, makan atau berbicara.
- Infeksi
pada gastrointestinal (saluran dan organ tubuh dalam manusia dari mulut
sampai usus).
Hal ini
banyak terkait dengan pasien pengidap AIDS, saat kekebalan tubuhnya sangat
lemah. Luka pada Gastrointestinal tidak terlihat atau menyebabkan kehilangan
berat badan , rasa sakit, mual / muntah, diare, pendarahan (dalam bentuk darah
kental/berlendir karena gesekan usus), malabsorption (ketidakmampuan usus
menyerap nutrisi), dan kesulitan buang air besar.
- Infeksi
pada Respiratory (saluran pernapasan)
KS pada respiratory bergejala
sesak nafas, demam, batuk, hemoptysis (batuk darah), sakit dada, atau mungkin
ditemukan melalui sinar x-ray di dada. Diagnosis biasanya dikonfirmasi dengan
bronchoscopy dan kadang dengan biopsied (biopsi).
G.
PEMERIKSAAN
- Diagnosis
ditegakkan berdasarkan gejala-gejala dan hasil biopsi kulit.
- Tes
darah untuk mendeteksi antibodi melawan virus herpes penyebab sarkoma
Kaposi telah dikembangkan dan dapat digunakan untuk menentukan jika pasien
pada resiko transmisi infeksi pada partner seksualnya, atau jika sebuah
organ yang terinfeksi digunakan untuk transplantasi.
- Pemeriksaan fisik
H. PENGOBATAN
Sarkoma Kaposi pada usia lanjut yang tumbuh lambat dan tidak disertai
gejala lainnya, tidak memerlukan pengobatan sama sekali. Tetapi bintik yang terbentuk bisa diobati
dengan pembekuan, terapi sinar X atau elektrokauterisasi (penghancuran jaringan
dengan menggunakan jarum listrik).
Untuk penderita AIDS dan bentuk kanker yang agresif, belum ada pengobatan
yang sangat memuaskan.
Kemoterapi dengan etoposid, vincristine, vinblastin, bleomycin dan
doxorubicin memberikan hasil yang mengecewakan.
Alfa-interferon
dam suntikan vincristine ke dalam kanker bisa bisa memperlambat perkembangan
penyakit.
Kaposi’s sarcoma tidak dapat disembuhkan, tetapi bisa dikurangi
kekambuhannya selama bertahun-tahun dan ini adalah tujuan untuk perawatan. Keganasan KS
terkait dengan kekurangan jumlah dan kekuatan imun tubuh. Memperbaiki imun
tubuh dapat memperlambat atau menghentikan perkembangan KS. Di 40% atau lebih
pasien dengan kaitan AIDS, Lesi
KS akan layu/rontok setelah
menjalani terapi antiretroviral (ARV). Namun, dalam persentase tertentu dari
pasien, Kaposi’s sarcoma bisa berkembang lagi setelah beberapa tahun (walau
tetap mengkonsumsi ARV). Hal ini terutama jika HIV tidak sepenuhnya dapat
ditekan. Pasien dengan beberapa luka dapat diterapi dengan radiasi atau
cryosurgery. Operasi pada umumnya tidak dianjurkan karena Kaposi’s sarcoma
dapat muncul kembali pada bekas luka. Infeksi yang lebih luas atau penyakit
yang mempengaruhi organ internal, umumnya dirawat dengan terapi sistemik dengan
Interferon alfa, liposomal anthracyclines (seperti Doxil) atau paclitaxel.
I. PENCEGAHAN
1. Jangan berganti-ganti pasangan seks
2. Meningkatkan personal hygine
ASUHAN
KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Aktivitas/istirahat
a. Keterbatasan rentang gerak pada area
yang sakit
b.
Perubahan tonus, massa otot
2. Integritas ego
a.
Gejala : masalah tentang keluarga, pekerjaan, keuangan dan kecacatan
b.
Ansietas, menangis, ketergantungan, menyangkal, menarik diri, marah
3.
Makanan / cairan
a.
Mual/muntah
b.
Anoreksia
c. BB
menurun
4.
Neurosensori
Gejala : kebas, kesemutan
5.
Pernapasan
Sesak napas, batuk
dan nyeri ketika bernapas
6.
Eliminasi
Diare / susah buang air besar
B.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
- Kerusakan
integritas kulit berhubungan dengan infeksi virus.
- Ketidakefektifan pola napas berhubungan
dengan proses infeksi/inflamasi
- Ketidakseimbangan
volume cairan : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah,
anoreksia, diare
- Ketidakseimbangan
nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual/muntah, adanya demam (respon
infeksi)
- Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan
jaringan kulit.