Kamis, 09 Agustus 2012

KANKER LARING


BAB I
PENDAHULUAN
Setiap tahun carsinoma larinx menjangkiti lebih dari 100 orang laki-laki dan 50 orang perempuan di Amerika Serikat, dan sebagai besar pasien tersebut meninggal dunia. Dalam waktu satu tahun setelah diagnosis di tegakkan sehingga penyakit carcinoma larinx menjadi penyebab utama kematian akibat kangker. Insiden puncak kanker terjadi antara usia 55 tahun dan 65 tahun.
Insiden terus meningkat sehingga angka kematian penyakit larinx di sesuaikan menurut usia akan berlipat ganda setiap 15 tahun. Namun upaya anti merokok yang dimulai sejak 10 sampai 20 tahun yang lalu dimulai di Amerika Serikat akhirnnya mulai memperlihatkan hasil dengan terlihatkan angka insiden kanker larinx. Sebenarnya kalau cepat di tangani kanker ini akan dapat dikurangi dan di cegah.
Berdasarkan uraian diatas, menunjukan bahwa eratnya perokok berat dengan insiden kanker larinx. Hal ini membuat penulis tertarik untuk membuat laporan khusus dengan melaksanakan keperawatan kepada pasien penyakit kanker larinx.
Kasus kanker ini penulis temui dirumah sakit umim Pusat Haji Adam Malik Medan dengan riwayat perokok berat, peminum alcohol dan paparan sinar radio aktif.
1.2. Ruang lingkup
Dalam penulis karya ilmiah ini membahas permasalahan hannya pada asuhan keperawatan gangguan system pernafasan kanker larinx.
1.3.   Tujuan penulisan
         Adapun yang menjadi tujuan penulisan tentang makalah ini adalah:
a.    Tujuan umum
Untuk mengetahui gambaran secara umum tentang kanker larinx, apa penyebab, bagai mana cara penaggulangannya, atau proses keperawatan pada penderita kanker larinx
b.    Tujuan khusus
-         Dapat melaksanakan penngkajian pada pasien kanker larynx
-         Dapat menegakkan diagnosa keperawatan pada pasien kanker larinx berdasarkan data yang diperoleh
-         Dapat membuat perencanaan Asuhan Keperawatan pada pasien gangguan system pernapasan kanker larynx
-         Dapat melakukan tindakan asuhan keperawatan berdasarkan perencanana yang telah dibuat pada pasien dengan gangguan system pernapasan kanker larynx
-         Dapat mengevaluasi asuhan keprawatang yang telah dilakukan pada pasien gangguan system pernapasan kanker larinx
1.4    Manfaat penulisan
         Adapun manfaat penulisan dari karya tulis ilmiah ini adalah:
1.      Untuk mahasiswa/i
-         Menambah ilmu pengetahuan dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap pasien dengan gangguan system pernafasan kanker larynx
-         Agar dapat menerapkan langsung asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan dengan system pernafasan kanker larinx

2.    Untuk rumah sakit
-         Agar dapat memberikan saran dan informasi dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami gangguan system pernafasan kanker larynx

3.    Untuk instalasi pendidikan
-         Agar dapat dijadikan sebagai bahan pengkajian yang lebih lanjut
-         Agar dapat dijadikan sebagai bahan timbal balik terhadap penerapan tentang proses perawatan tentang teori yang didapat oleh mahasiswa sehingga berguna untuk mahasiswa sehingga berguna untuk meningkatkan mutu pendidikan keperawatan

1.5    Metode penulisan
Dalam penulis karya penulis ilmiah ini penulis menggunakan metode deskriptif yaitu susunan metode ilmiah yang menggambarkan keadaan yang terjadi atau yang di jumpai pada saat pengumpulan data, meliputi:
a.    Study keputusan
      Data yang didapat dari buku-buku yang berhubungan dengan kanker larinx.
b.    Study dokumentasi
      Merupakan suatu cara untuk mempelajari semua catatan atau data yang di peroleh baik data penunjang, data fisik, catatan perawat dan kesehatan
c.   Wawancara
      Yaitu tehnik pengumpulan data dan melakukan tanya jawab dengan pasien dan keluarga
d.    Pemeriksaan fisik
Melakukan pemeriksaan pada pasien untuk menentukan masalah kesehatan dengan mengukur tanda vital
e.    Observasi
   Yaitu pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung



  



BAB II
LANDASAN TEORITIS

2.1.   Landasan Teoritis Medis
2.1.1 Defenisi
Laring adalah organ suara yang terletak dibawah dan depan pharynx, serta ujung procsimal trachea.
Carcinoma adalah pertumbuhan ganas yang berasal dari sel epitel atau pertumbuhan jaringan yang abnormal
(Kamus Keperawatan Edisi 17 Sre Itichlitt)
Ca. laring adalah adanya pertumbuhan ganas dijaringan epitel yang menggangu jaringan suara yang terletak diantara larynx atau di ujung prixsimal trachea.
(Kamus Kedokteran . Dr. Heidra T. Kaksman)
Tracheostomy adalah fenetrasi (pembuatan lubang ) pada dinding anterior trachea dengan mengangkat kartilago dari cincin traghea katiga dan keempat sehingga terbentuk saluran nafas yang aman dengan bantuan pipe trakeostomi
(Kamus Keparawatan, Edisi 17 Sre Itichlitt hal 440)
Ca. laring merupakan tumor yang ketiga menurut jumlah tumor ganas dibidang THT dan lebih bannyak terjadi pada pria berusia 50-70 tahun. Yang sering adalah jenis karsinoma sel skuamosa.
(Kapita Selekta Kedokteran, edisi 3. Hal : 136)

2.1.2    Etiologi
a.    Belum diketahui pasti
b.    Faktor predisposisi merokok, alcohol, dan paparan sinar radio aktif             (Kapita Selelcta Kedokteran, Edisi 3, Jilid 1, hal : 136)
c.    Seseorang yang mengalami kanker dikepala dan dileher sering kali adalah seseorang yang menggunakan alcohol dan tembakau sebelum pembedahan.
( Buku Ajar. Keperawatan Medikal Bedah. Vol 2 hal. 1015)
2.1.3.      Anatomi dan fisiologi

2.1.4    Manifestasi Klinis
Suara pare diderita cukup lama, tidak hilang timbul makin lama makin berat, kadang terdapat hemoptisis, sulit bernafas akibat tertutupnya jalan nafas oleh tumor, batuk dengan riah bercampur darah dan penurunan berat badan.
Dan pemeriksaan fisik tidak ada gejala yang khas pada stadium dini, tetapi penjalaran ke kelenjer limfa leher aliran memperlihatkan perubahan kultur leher dan hilangnya krepitas tulang-tulang rawan larynx, dengan laringoskop langsung atau tidak langsung dapat dilihat pada lokasi tumot, penyebaran dan dilakukan biopsy.
2.1.5    Komplikasi
Dan factor predisposisi, merokok, minum alcohol dan radioaktif bukan hanya menyebabkan ca. larynx, tapi dapat juga menyebabkan yaitu: kanker pada organ lain, seperti mulut, esophagus, dan bias sampai ke paru-paru.

2.1.6    Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium darah rutin dan foto thorax untuk menilai keadaan pare, adanya proses spesifik, metastasik, foto jaringan untuk leher dan latral dan tomografi computer untuk menilai keadaan tumor. Pemeriksaan patologi untuk diagnosis pasti langsung atau biopsy jarum halus kelenjar limfe leher.

2.1.7    Penata Laksanaan Medis
Sasaran penatalaksanaan medis adalah untuk memberikan kesembuhan jika memungkinkan, basil pemeriksaan akan menentukan diagnostic dan setadium donor berdasarkan union Internasional. Cantrele cancer (UICC) untuk menentukan tindakan penanggulangan. Stadium I dikirim untuk radiasi, stadium 2 dan 3 untuk di oprasi. Dan stadium Min 4 operasi dengan rekontrakai Man to armai Ratak jenis pembedasn adalah bringektomi toffs ann parsial, clisertai direksi leher radical bile terdapat jalan ke kelenjer limfe leher. Poombian sitostasika belum memuaskan karena mahal dan tidal( dapat di selesaikan karena badman memburuk.

(Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3, jilid I hal: 127)

2.2.            Tinjauan Teoritis Keperawatan
Proses keperawatan adalah penerapan metode ilmiah kepada masalah-masalah keperawatan pasien melaksanakan dan merencanakan pelayanan keperawatan secara sistematis yang dilakukan adalah: pengumpulan data, pengelompokan data, dan perumusan dengan masalah keperawatan
2.2.1.   Pengkajian
Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang pasien agar dapat mengidentifikasi, mengenai masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan keperawatan pasien baik fisik, mental, sosial dan lingkungan.
(Nasrul Effendi 1945, Proses Asuhan Keperawatan, EGC Jakarta).

Adapun yang perlu diperhatikan dalam pengkajian adalah :
1.      Integritas ego
Gejala     :     Perasaan takut akan kehilangan suara, mati dan terjadinya berulanganya kanker
Tanda      :     Ansietas, defresimarah dan menolak, menyangkal

2.      Makanan/cairan
Gejala     :     Kesulitan menolak
Tanda      :     Kesulita menelan, mudah tersedak, bengkak luka, masa terdapat tergantung pada lokasi kanker. Inflamasi/ srainase oral, halitosis, pembekakan lidah, gangguan reflex dan paralise wajah
3.      Hiegine
Gejala     :     Kemunduran kebersihan gigi, kebutuhan bantuan bentuk perawatan dasar

4.      Nyeri /kenyamanan
Gejala     :     Sakit tenggorokan kronis, berjalan pada tenggorokan, penyebaran. Nyeri ke telinga, wajah (tahap akhir mungkin metastase) Nyeri dengan rasa terbakar tenggorokan dengan pembengkakan (khusunsnya dengan cairan panas atau jus stem) nyeri local pada orofaring.
Pasca operasi             : Sakit tenggorokan /mulut (nyeri biasannya tak
                              dilaporkan kecuali nyeri yang berat menyertai pembedahan kepala dan leher dibandingkan sebelum nyeri pembedahan)
Tanda                  : Perilaku berhati-hati, gelisah, nyeri wajah, gangguan tonus otot

5.      Pernafasan
Gejala                 :  Riwayat menolak, mengunyah tembakau. Bekerja dengan debu/serbuk kayu, kimia toksis/serbuk logam berat, riwayat penggunaan berlebihan suara, contoh Penyakit professional atau juru lelang
Riwayat penyakit paru kronis, batuk dengan tanpa sputum, drinase darah pada nasal
Tanda                  :  Sputum dengan darah, hemotisis, dispnea (lanjut)

6.      Keamanan
Gejala                 : Terpajan sinar matahari secara berlebihan, salama priode bertahun-tahun atau radiasi. Perubahan PENGELIHATAN DAN PENDENGARAN
Tanda                  : Masa pembesaran modul.

7.      Interaksi Sosial
Gejala                 : Kurang dukungan system keluarga (mungkin malibatkan kelompok umur atau prilaku, missal alkoholisme)
Masalah tentang kemampuan berkomunikasi bergabung dalam interaksi social
Tanda                  : Suara parau menetap, perubahan tinggi suara bicara kacau, enggan untuk bicar. Menolak orang lain untuk  emberikan perawatan, terlihat dalam rehabilitasi

8.   Penyuluhan/pembelajaran
      Gejala                 :  Lesi di mulut tak sembuh
                                    Penggunaan alkohol berulang/riwayat penyalahgunaan alkohol
      Tanda                  :  Hemiparesis wajah (keterlibatan parotid dan submandibula parau Menetap atau kehilangan suara gejala dominan dan dini kanker larynx instrinsik) kesulitan menelan, ketulian konduksi, kerusakan memberane mukosa.

2.2.2 Dianosa Keperawatan
Diagnose keperawatan merupakan pernyataan/kesimpulan yang diambil dan pengkajian tentang situasi kesehatan pasien yang dapat diatasi dengan tindakan keperawatan secara teoritis diagnose ke perawatan yang dapat diatasi dengan tindakan keperawatan dengan cara teoritis diagnose keperawatan yang dapat ditegakkan pada klien penyakit Ca. larinx.
1.      Bersihkan jalan nafas tak efektif berhubungan dengan pengangkatan sedagian/seluruh glottis, gangguan kemampuan untuk bemafas. Batuk dan menelan. Perubahan sementara atau permanen pernafasan leher ( tergantung kepada kepatenan stoma)
2.      Komunikasi, kerusakan verbal berhubugan dengan deficit anatomi ( pengangkatan batang suara) hambatan fisik ( selang makeastomi) membutuhkan istirahat bersuara.
3.      Integritas kulit/ jaringan/kerusakan berhubungan dengan bedah pengangkatan/ penanaman jaringan, radiasi atau agen kemotrapi gangguan sirkulasi / suplai darah
4.      Menambah mukosa oral perubahan berhubungan dengan dehidrasi tak adannya masukan oral. Keberhasilan oral buruk / tidakan adekuat kondisi patologi ( kanker oral), trauma mekanik ( badah oral)
5.      Nyeri, akut berhubungan dengan insisibedah, pembengkakan jaringan, adanya selang nasogastik/orogastik.
6.      Nutrisi perubahan, kurang dan kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan jenis masukan makanan sementara atau permanent. Gangguan mekanisme umpan balik keinginan makan, rasa dan bau karena perubahan pembedahan struktur, radiasi atau kemotrapi.
7.      Citra diri, gangguan pada kinerja peran, perubahan berhubungan dengan kehilangan suara, perubahan anatomi wajah dan leher ( kerusakan dan gangguan fungsi berat) adannya penyakit kronis.
8.      Kurang pengetahuan ( kebutuhan belajar) mengenai kondisi dan kesehatan mengenai tindakan dan kondisi berhubungan dengan ( kurang informasi) kesalahan interprestasi informasi, kurang mengingat, asmilasi materi yang diberikan buruk, kurang tertarik pada belajar.

2.2.3.      Perencanaan
Perencanaan adalah catatan yang ada tentang intervensi rencana asuhan keperawatan. Perencanaan menurut mayer adalah pengkajian yang sistematis dan identivikasi masalah penentuan tujuan dan pelaksanaan serta cara/strategi.
(Nasrul Effendi 1995, Proses Askep Penerbit Buku Kedokteran, EGC).
1.   Diagnosa I        : Bersihkan jalan nafas efektif berhubungan dengan pengangkatan atau sebagian glottis ditanndai dengan kesulitan bernafas dan bunyi nafas tidak normal.
      Tujuan              : Menunjukkan potensi jalan nafas dengan keterbatasan bemafas
                  KH                  : Bunyi nafas bersih/jelas
Intervensi          :  - Awasi frekuensi/kedalaman pernafasan, catat kemudahan bernafas, aeskultasi bunyi nafas, selidi kegelisahan dan kesulitan bernafas ( dispnea)
-         Tinggikan kepala 30-45 derajat
-         Dorong menelan, bila pasien mampu, dorong batuk efektif dan nafas dalam
-         Hisap selang laringektomi/trakeostomi, oral dan rongga nafas, catat jumlah warna dan konsisten secret
-         Ganti selang/ kanul dan sesuaikan indiksi. Intruksikan pasien dalam prosedur pembersihan.
                  Rasional           : -      Perubahan pada pernafasan, penggunaan otot aksesoris pernafasan dan adanya ronki/mengi diduga dan retensi secret
-         Memudahkan drainase secret, kerja pernafasan dan ekspansi paru
-         Mencegah pengumpulan secret oral menurunkan resiko aspirasi
-         Memobilisasi secret untuk membersihkan jalan nafas dan membantu mencegah komplikasi pernafasan.
-         Mencegah akumuladi secret dan pelengketan mukosa tebal dari abstruksi jalan nafas
2.   Diagnose II       : Kerusakan kotnunilcasi verbal berhubungan dengan defenisi anatomi (penganglcatan batang suara) hambatan fisik (selang terakeostomi) membutuhkan istirahat bersuara. Ditanndai dengan ketidak mampuan berbicara dan berhubungan dengan karakteristik suara.
Tujnan              : Kommnicasi baik
HK                     : menyatakan kebutallan dengan Lara efektif
Intervensi          : -      Kaji praoprasi mengapa bicara dan bemafas terganggu
-         Tentukan apakah klien mengalami gangguan komunikasi lain contohnya, pendengaran, pengelihatan literasi.
-         Atur tanda-tanda untuk mendapatkan bantuan yang cepat
-         Berikan pilihan cara berkomunikasi yang tepat bagi kebutuhan Mien. Misal , papan dan pensil magnic slate.
-         Papan alphabet/gambar bahasa isyarat
-         Berikan waktu yang cukup untuk berkomunikasi
-         Berikan komtmikasi non perbal, contoh sentuhan dan gerakan fisik antisipasi kebutuhan
-         Dorong kOinunikasi terus menerus dengan dunia luar, contohnya Koran, televise, radio kalender, jam.
-         Beritahu kehilangan suara sementara setelah laringektomi sebagian atau tergantung pada tersediannya alat bantu suara
-         Ingatkan klien untuk tidak brsuara sebelum di ijinkan oleh dokter Aturan pertemuan dengan orang lain yang mempunya pengalaman prosedur ini dengan tepat.
Rasional           : -      Menguatkan pendidikan pada waktu takut terhadap pembedahan sudah berlalu
-         Adanya masalah lain akan mempengaruhi rencana untuk pilihan komunikasi
-         Klien memerlukan keyakinan bahwa perawat waspada dan akan merespon terhadap panggilan, kepergayaan dan harga diri akan diberikan bila perawat yang cukup perhatian untuk hadir pada waktu dipanggil Mien
-         Dapat menurunkan ansietas tentang ketidakmampuan berbicara
-         Memungkinkan Mien untuk menyatakan kebutuhan / masalah kehilangan suara dan stress dapat menggangu komunikasi yang menyebabkan prestasi dan ekspresi terhambat, khususnya bila perawat terlihat terlalu sibuk dan bekerja
-         Mengkomunikasikan masalah dengan memenuhi kebutuhan kontak dengan orang lain
-         Mempertahankan kontak dengan pola hidup normal dan melanjutkan komunikasi melalui cara lain
-         Memberikan dorongan dan harapan dengan memikirkan arti komunikasi dan bicara yang tersedia dan mengkin meningkatkan penyembuhan pita suara dan membatasi disfungsi pita pernafasan
-         Memberikan modal peran, meningkatkan motivasi untuk memecahkan masalah dan mempelajari cam baru untuk berkomunikasi
3. Diagnosa III :         Kerusakan iMegritas kulit dan jaringan berhubungan dengan bedah penganglcutan/ penanaman jaringan radiasi atau agen kemoteraphy, gangguan sirkulasi/ suplai darah.
Tujuan           :     Jaringan kulit kembali normal
KH               :     Integrasi kulit dan jaringan membaik
Intervensi       :     -     Kaji warna kulit/ suhu dan pengisian kapiler pada area operasi dan tandur kulit
-         Pertahankan kepala tempat tidur tinggi 30-45 derajat, awasi edema wajah ( biasanya meningkat pada hari ketiga, kelima pasca operasi)
-         Lindungi lembaran kulit dan jahitan dari teganggan atau tekanaa. Berikan bantal/ gulungan dan ajukan klien untuk menyokong kepala/leher selama aktivitas.
-         Awasi drainase berdarah dari sisi operasi, jahitan dan drein. Ukur drainase dari hemorak ( bila digunakan)
-         Ganti balutan sesuai indikasi bila digunakan
-         Bersihkan insisi dengan caftan garam faal steril dan proksida
-         Awasi donor bila tandur dilakukan, periksa balutan sesuai dengan indikasi.

Rasional        :     -     Kulit harus berwarna merah muda dan mirip dengan warna Kulit sekitarnya. Lembaran tandur kulit harus merah muda/ hangat dan memutih ( bila ditekan dengan jari) dengan kembalinya warna dalam beberapa detik.
-         Meminimalakan kongesti jaringan pasca operasi dan endema sehubungan dengan eksisi saluran limfa
-         Tekanan dari selang dan plaster trakeastomi atau tegangan pada jahitan dapat menggangu sirkulasi menyebabkan gedera jaringan.
-         Drainase berdarah biasanya tetap sedikit setelah 24 jam pertama. Perdarahan terus menerus atau perdarahan nyata menunjukkan masalah yang memerlukan perhatian medik.
-         Balutan basah meningkatkan resiko kerusalcan jaringan / infeksi
-         Mencegah pembentukan kerak yang dapat menyebabkan darinase purulen, merusak tepi kulit, dan meningkatkan ukuran luka, proksida tidak banyak digunakan karena dapat membakar tepi dan menggangu penyembuhan.
-         Sisi donor dapat berdekatan atau jauh dengan sisi operasi ( contoh paha). Balutan tekan biasanya diangkat dalam 24 jam — 48 jam dan luka di biarkan terbuka terhadap udara untuk meningkatkan penyembuhan.

4. Diagnose IV    :    -     Membran mukosa oral, perubahan dengan dehidrasi/ tak adanya masukan oral, kebersihan oral burulc/ tidak adekuat Kondisi patologi (kanker oral) trauma mekanik
-     Bedah oral
Tujuan           :     Meningkatkan mukosa oral
Intervensi       :     -     Inspeksi rongga mulut dan perhatikan perubahan pada saliva
-         Lidah
-         Bibir
-         Gelili dan Gusi
-         Memberan mukosa
-         Hisapan rongga oral secara perlalmn/ seiring biarkan bila mungkin atau menggunakan kassa untuk mengalirkan sekresi
-         Tunjukkan klien bagaimana mengikat bagian dalam mulut, paltanum, lidah, clan geligis dengan sering.
-         Berikan pelumas pada bibir, berikan irigasi oral sesuai indikasi
Rasional        :     -     Kerusakan pada kelenjer saliva dapat menurunkan produksi saliva mengakibatkan mulut kering. Penumpukan kelenjar saliva dapat terjadinya karena penurunan kemampuan menelan atau nyeri tenggorokan Sian mulut
-         Pembedahin meliputi reseksi persial dan lidah. Palatum lunak dan faring. Klien ini akan mengalami penurunan kemampuan sensasi dan pergerakan lidah dengan kesulitan menelan dan peningkatan resiko aspirasi sekresi, serta potensial hemoraghi
-         Pembedahan dapat mengangkat bagian bibir mengakibatkan pengaliran saliva tak terkontrol.
-         Geligi mungkin tidak utuh (pembedahan) atau mungkin kondisinya buruk karena mal nutrisi, terapi kimia atau menyimpang. Gusi juga dapat secara pembedahan berubah atau terinflamasi karena hygiene buruk. Riwayat lama dan merokok/mengunyah tembakau atau terapi kimia
-         Mungkin sangat kering , ulserasi, eritema, edema
-         Saliva mengandung enzim pencernaan yang bersifat erosif pada jaringan terpanjang karena pengaliran mungkin konstan. Klien dapat meningkatkan sendiri dan meningkatkan hieginie oral.
-         Menurunkan bakteri dan resiko infeksi, meningkatkan penyembuhan jaringan dan kenyamanan
-         Mengatasi efek kekeringan dari tindakan terapeutik menghilangkan sifat erosive dari sekresi.

5. Diagnose V     :     Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan tindakan berhubungan dengan kurang informasi, kesalahan interpretasi informasi, kurang mengingat asmilasi materi yang diberikan buruk, kurang tertarik pada buruk.
Tujuan              :     Klien dapat memahami headaanpenyaitit
KH                  :     Klien dapat mengetahui penyakitnya
Intervensi          :     -     Tegaskan jumlah persiapan persiapan pengoperasian dan rentensi informasi, kaji tingkat ansietas sehubungan dengan diagnose dan pembedahan
-         Berikan penjelasan ulang pada tingkat penerimaan klien. Diskusikan ketidakakuratan dalam persepsi tentang proses penyakit dan terapi bersama klien dan orang terdekat Berikan petunjuk tertulis kepada klien/orang terdekat untuk dibaca, dan tersedia sebagai referensi salanjutnya.
-         Ajari klien dan orang terdekat Mien tentang informasi dasar dengan stoma, contoh:
v         Mandi di bak bukan di pancuran ( pada awal bersampo dengan menunduk kedepan), tak berenang atau olahraga air.
v         Tutup stoma dengan sleyer serat alami seperti : katun atau sutra
v         Tutup setoma ketika batuk dan bersin
-         Kuatkan untuk tidak merokok
-         Diskusikan pentingnya pelaporan pada perawat/dokter dengan cepat seperti gejala penyempitan stoma, adanya benjolan pada tenggorokan, disfagia dan perdarahan
-         Kembangkan arti komunikasi darurat di rumah

Rasional           :     -     Informasi dapat menunjukkan tentang reaksi Mien pasca operasi Ansietes dapat mempengaruhi informasi pemahaman yang diberikan sebelum operasi
-         Terdapat stressor yang berlebihan dan mungkin kurang disertai pengetahuan terbatas. Salah konsep terkadang tak dapat dihindari namun ketidakberhasilan untuk menggali dan memperbaikinya dapat mengakibatkan kegagalan Mien mencapai kemajuan kesehatan
-         Penguatan informasi yang benar dan dapat digunakan sebagai refrensi di
-         Mencegah air masuk ke jalur nafas/stoma
-         Mencegah deton dan partikel terhisap
-         Jalan nafas normal terlalui dan lendir akan keluar dan stomata Paht mempertahankan fungsi paru dengan catatan pasien dapat memerlubm dukungan ekstra dan dorongan untuk memahami bahwa kualitas hidup dapat diperbaiki dengan menghentikan merokok
-         Mungkin tanda stenosiss trakea, berulangnya kanker atau erosi karotis
-         Memungkinkan pasien untuk memanggil bantuan bila perlukan
-         Memberikan perawatan tutup bila pasien menjadi tidak sadar atau menderita henti jantung paru.

2.3.            Implementasi (Pelaksanaan)
Pelaksanaan adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan pasien secara optimal.
(Nasrul Effendi, 1995, Pengantar Proses Keperawatan, EGC, Jakarta0

2.4.            Evaluasi
Evaluasi adalah perbandingan yang sistemik dan terencana tentang kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Nasrul Efendi, Pengantar proses keperawatan EGC, Jakarta).


















Tidak ada komentar:

Posting Komentar