BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Sebagai gambaran menurut WHO jika
prevalensi gangguan jiwa di atas 100 jiwa per 1.000 penduduk dunia, maka
berarti di indonesia mencapai 265 per 1.000 penduduk yang merupakan anggota keluarga, data hasil
survei kesehatan rumah tangga (SKRT) tahun 1995, artinya 2,6 kali lebih tinggi
dari ketentuan WHO.
Hasil riset WHO dan Ward Bank
menyimpulkan bahwa gangguan jiwa dapat mengakibatkan penurunan produktivitas
sampai dengan 8,5% saat ini gangguan jiwa menempati urutan kedua setelah
penyakit infeksi.
Kecenderungan gangguan mental
psikiatrik akan semangkin meningkat seiring dengan terus berubahnya sesuatu ekonomi
dan politik ke arah tidak menentu. Prevalensinya bukan saja pada kalangan
menengah ke bawah. Sebagai dampak langsung dari kesulitan ekonomi tetapi juga
kalangan menengah ke atas sebagian dampak langsung atau tidak langsung. Ketidak
mampuan individu dalam penyesuaian diri terhadap perubahan sosial yang terus
berubah.
Waham adalah isi pikir (keyakinan,
pendapat ) yang salah dari seseorang. Meskipun salah tetapi individu itu
percaya betul, sulit di koreksi oleh orang lain, isi pikir bertentangan dengan
kenyataan, dan isi pikir terkait dengan pola perilaku individu. Seseorang
pasien dengan waham curiga, maka pola perilaku akan menunjukkan kecurigaan
terhadap perilaku orang lain, lebih-lebih orang yang belum dikenalnya. Bisa
teradi kecurigaan kepada orang sekitarnya akan meracuni atau membunuh dia.
Akibat waham curiga ini pada orang yang sebelumnya bersifat emosional agresif.
Ia bisa membunuh orang karena wahamnya kalau tidak dibunuh, ia akan membunuh.
Atau ia akan diracuni dan dibuat celaka oleh orang yang dibunuhnya.
Terjadi juga waham yang berisi bahwa
ia membunuh anggota keluarganya karena untuk keselamatan dan kelanggengan
kehidupanya, masyarakat atau bahkan negara dan ummat manusia. Atau membunuh
anggota keluarga karena cerita dan agama (analogi riwayat nabi ibrahim-ismail,
embunuh dajjal dan seterusnya)
Ciri –ciri
penderita psikotik:
- penarikan diri dari pergaulan sosial, banyak di dalam rumah malu keluar rumah.
- tak mampu bekerja sesuai dengan fungsinya. Di rumah tak mau bekerja, atau bekerja sekedarnya saja karena diperintah, setelah itu tak mau mengerjakan tugas yang diberikan.
- berfikir aneh, dangkal, berbicara tak sesuai dengan keadaan situasi keseharian, bicara ngelantur.
- dalam pergaulan ada riwayat gejala waham atau halusinasi dan ilusi
- perubahan perilaku yang nyata, misalnya tadinya cerita menjadi melamun, perilaku aneh-aneh yang sebelumnya tidak pernah di jalani
- kelihatan menjadi murung dan merasa tak berdaya
- sulit tidur dalam beberapa hari, atau bis tidur yang terlihat oleh keluarganya, tetapi pasien merasa sulit/tidak bisa tidur (Dr. izzudin SD, SpKJ/Psikiater/Direktur RSID Dr. Amino Gondohutomo Semarang-12)
waham kebesaran
dan kebanggaan (delusion of Grandeur), yaitu keyakinan bahwa dirinya memeiliki
kekuasaan dan kekuatan luar biasa (berbeda dengan orang kebanyakan). Contoh
konkrit dari waham ini adalah orang-orang yang menganggap dirinya ganteng, keren,
diskai banyak wanita, dan lain-lain.
Dengan masalah inilah penulis
tertarik untuk mendalami masalah gangguan jiwa waham curiga sehingga penulis
dapat mengetahui masalah tersebut dan dapat melaksanakan tindakan keperawatan
sesuai dengan proses keperawatan yang ada.
1.2. Ruang Lingkup
karena banyak masalah gangguan jiwa
yang dijumpai dalam kasus penyakit jiwa yang ada di RS. Jiwa Daerah Provinsi
Sumatra Utara Medn, maka penulis hanya membahas pada seorang klien dengan
judul:”Asuhan Keperawatn Pada Ny. S dengan Gangguan Perubahan Isi pikir:Waham
Curiga di ruangan Anggrek Rumak sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatra Utara Medan.
1.3. Tujuan Penulisan
a. Tujuan Umum
Mampu mengolah asuhan keperawatan
pada klien gangguan perubahan isi pikir: waham curiga pada kasus skizoprenia
tak terinci di ruang Anggrek RSJ Daerah Provinsi Sumatra Utara.
b. Tujuan Khusus
1. Dapat melakukan pengkajian pada klien
gangguan psikotik
2. diagnosa Keperawatan
3.Dapat melakukan perencanaan sesuai dengan
prioritas masalah
4. dapat meaksanakan tindakan keperawatan
secara langsung terhadap klien
dengan rencana yang
telah ditentukan
5. Dapat
melakuka evaluasi terhadap tindakan yang telah diberikan
1.4. Manfaat Penulisan
Adapapun
kegunaan dalam penulisan laporan kasus ini adala:
- Untuk rumah sakit
Untuk meningkatkan mutu
pelayanan rumah sakit dan informasi lanjut dalam memberikan asuhan keperawatan
pada pasien dengan gangguan peribahan isi pikir : waham curiga
- Untuk institusi / pendidikan
Agar dapay dijadikan sebagai bahan
umpan balik terhadap penerapan secara
terpadu tentang proses keperawatan dalam
teori yang di dapat oleh mahasiswa
sehingga berguna untuk meningkatkan pendidikan
keperawatan
- Untuk mahasiswa
Agar dapat memperluas ilmu
pengetahuan dalam memberikan asuhan keperawatan klien dengan gangguan perubahan
isi pikir :waham curiga.
1.5. Metode Penulisan
Dalam penyusunan laporan kasus ini digunakan pendekatan
langsung terhadap pelaksanaan asuhan
keperawatan pada pasien. Adapun cara yang digunakan dalam pengumpulan data adalah :
a. Study Kasus
Pengkajian yang dilakukan dalam pengumpulan data yang lengkap, tekhnik
yang digunakan dalam pengumpulan data adalah:
-
Wawancara
Yaitu
pengumpulan data dengan tanya jawab langsung baik klien, keluarga maupun
petugas ruangan dengan menggunakan format pengkajian
-
Observasi
Yaitu tekhnik
pengumpulan data dengan cara pengamatan langsung pada pasien untuk mendapatkan
data objektif
-.
Pemeriksaan Fisik
Yaitu tekhnik pemeriksaan seluruh tubuh
pasien untuk mengenal
atau melihat adanya kelainan pada kilen dengan cara mengukur tanda- tanda
Vital
b.
Studi Fisik
Yaitu pengukuran
data tertulis dengan menggunakan bahan-bahan bacaan dari berbagai buku sumber
yang berkaitan dengan judul laporan kasus
c.
Studi dokumentasi
Yaitu dengan mengumpulkan data dari catatan RS. Jiwa
adalah (medical record, status pasien, pemeriksaan diagnostik/penunjang)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar